Saturday, December 31, 2016

Anatomi sistem perkemihan

0
SMK KES. BHAKTI KENCANA GARUT
KEPERAWATAN

SISTEM PERKEMIHAN


Pendahuluan
      Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa metabolisma makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sampah metabolisma ini dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.
      Sistem perkemihan (Gb-1) terdiri atas: kedua ginjal (ren, kidney), ureter, kandung kemih (vesika urinaria/urinary bladder/ nier) dan uretra.

Ginjal
      Ginjal berbentuk seperti kacang merah dengan panjang 10-12 cm dan tebal 3,5-5 cm, terletak di ruang belakang selaput perut tubuh (retroperitonium) sebelah atas. Ginjal kanan terletak lebih ke bawah dibandingkan ginjal kiri.
      Ginjal (Gb-2) dibungkus oleh simpai jaringan fibrosa yang tipis. Pada sisi medial terdapat cekungan, dikenal sebagai hilus, yang merupakan tempat keluar masuk pembuluh darah dan keluarnya ureter. Bagian ureter atas melebar dan mengisi hilus ginjal, dikenal sebagai piala ginjal (pelvis renalis). Pelvis renalis akan terbagi lagi menjadi mangkuk besar dan kecil yang disebut kaliks mayor (2 buah) dan kaliks minor (8-12 buah). Setiap kaliks minor meliputi tonjolan jaringan ginjal berbentuk kerucut yang disebut papila ginjal. Pada potongan vertikal ginjal tampak bahwa tiap papila merupakan puncak daerah piramid yang meluas dari hilus menuju ke kapsula. Pada papila ini bermuara 10-25 buah duktus koligens. Satu piramid dengan bagian korteks yang melingkupinya dianggap sebagai satu lobus ginjal.
      Secara histologi ginjal terbungkus dalam kapsul atau simpai jaringan lemak dan simpai jaringan ikat kolagen. Organ ini terdiri atas bagian korteks dan medula yang satu sama lain tidak dibatasi oleh jaringan pembatas khusus, ada bagian medula yang masuk ke korteks dan ada bagian korteks yang masuk ke medula. Bangunan-bangunan  (Gb-3) yang terdapat pada korteks dan medula ginjal adalah
1.  Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan yaitu
Korpus Malphigi terdiri atas kapsula Bowman (bangunan berbentuk cangkir) dan glomerulus (jumbai /gulungan kapiler).
Bagian sistim tubulus yaitu tubulus kontortus proksimalis dan tubulus kontortus distal.
2.  Medula ginjal terdiri atas beberapa bangunan yang merupakan bagian sistim tubulus
      yaitu pars descendens dan descendens ansa Henle, bagian tipis ansa Henle, duktus
      ekskretorius (duktus koligens) dan duktus papilaris Bellini.

Korpus Malphigi
      Korpus Malphigi terdiri atas 2 macam bangunan yaitu kapsul Bowman dan glomerulus. Kapsul Bowman sebenarnya merupakan pelebaran ujung proksimal saluran keluar ginjal (nefron) yang dibatasi epitel. Bagian ini diinvaginasi oleh jumbai kapiler (glomerulus) sampai mendapatkan bentuk seperti cangkir yang berdinding ganda. Dinding sebelah luar disebut lapis parietal (pars parietal) sedangkan dinding dalam disebut lapis viseral (pars viseralis) yang melekat erat pada jumbai glomerulus (Gb-4 dan 5). Ruang diantara ke dua lapisan ini sebut ruang Bowman yang berisi cairan ultrafiltrasi. Dari ruang ini cairan ultra filtrasi akan masuk ke dalam tubulus kontortus proksimal.
      Glomerulus merupakan bangunan yang berbentuk khas, bundar dengan warna yang lebih tua daripada sekitarnya karena sel-selnya tersusun lebih padat. Glomerulus merupakan gulungan pembuluh kapiler. Glomerulus ini akan diliputi oleh epitel pars viseralis kapsul Bowman. Di sebelah luar terdapat ruang Bowman yang akan menampung cairan ultra filtrasi dan meneruskannya ke tubulus kontortus proksimal. Ruang ini dibungkus oleh epitel pars parietal kapsul Bowman.
      Kapsul Bowman lapis parietal (Gb-5) pada satu kutub bertautan dengan tubulus kontortus proksimal yang membentuk kutub tubular, sedangkan pada kutub yang berlawanan bertautan dengan arteriol yang masuk dan keluar dari glomerulus. Kutub ini disebut kutub vaskular. Arteriol yang masuk disebut vasa aferen yang kemudian bercabang-cabang lagi menjadi sejumlah kapiler yang bergelung-gelung membentuk kapiler. Pembuluh kapiler ini diliputi oleh sel-sel khusus yang disebut sel podosit yang merupakan simpai Bowman lapis viseral. Sel podosit ini dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Kapiler-kapiler ini kemudian bergabung lagi membentuk arteriol yang selanjutnya keluar dari glomerulus dan disebut vasa eferen, yang berupa sebuah arteriol.

Apartus Yuksta-Glomerular (Gb-6)
      Sel-sel otot polos dinding vasa aferent di dekat glomerulus berubah sifatnya menjadi sel epiteloid. Sel-sel ini tampak terang dan di dalam sitoplasmanya terdapat granula yang mengandung ensim renin, suatu ensim yang diperlukan dalam mengontrol tekanan darah. Sel-sel ini dikenal sebagai sel yuksta glomerular. Renin (Gb-7) akan mengubah angiotensinogen (suatu peptida yang dihasilkan oleh hati) menjadi angiotensin I. Selanjutnya angiotensin I ini akan diubah menjadi angiotensin II oleh ensim angiotensin converting enzyme (ACE) (dihasilkan oleh paru). Angiotensin II akan mempengaruhi korteks adrenal (kelenjar anak ginjal) untuk melepaskan hormon aldosteron. Hormon ini akan meningkatkan reabsorpsi natrium dan klorida termasuk juga air di tubulus ginjal terutama di tubulus kontortus distal dan mengakibatkan bertambahnya volume plasma. Angiotensin II juga dapat bekerja langsung pada sel-sel tubulus ginjal untuk meningkatkan reabsopsi natrium, klorida dan air. Di samping itu angiotensin II juga bersifat vasokonstriktor yaitu menyebabkan kontriksinya dinding pembuluh darah.
      Sel-sel yuksta glomerular (Gb-6) di sisi luar akan berhimpitan dengan sel-sel makula densa, yang merupakan epitel dinding tubulus kontortus distal yang berjalan berhimpitan dengan kutub vaskular. Pada bagian ini sel dinding tubulus tersusun lebih padat daripada bagian lain. Sel-sel makula densa ini sensitif terhadap perubahan konsentrasi ion natrium dalam cairan di tubulus kontortus distal. Penurunan tekanan darah sistemik akan menyebabkan menurunnya produksi filtrat glomerulus yang berakibat menurunnya konsentrasi ion natrium di dalam cairan tubulus kontortus distal. Menurunnya konsentrasi ion natrium dalam cairan tubulus kontortus distal akan merangsang sel-sel makula densa (berfungsi sebagai osmoreseptor) untuk memberikan sinyal kepada sel-sel yuksta glomerulus agar mengeluarkan renin. Sel makula densa dan yuksta glomerular bersama-sama membentuk aparatus yuksta-glomerular.
      Di antara aparatus yuksta glomerular dan tempat keluarnya vasa eferen glomerulus terdapat kelompokan sel kecil-kecil yang terang (Gb-6) disebut sel mesangial ekstraglomerular  atau sel polkisen (bantalan) atau sel lacis. Fungsi sel-sel ini masih belum jelas, tetapi diduga sel-sel ini berperan dalam mekanisma umpan balik tubuloglomerular. Perubahan konsentrasi ion natrium pada makula densa akan memberi sinyal yang secara langsung mengontrol aliran darah glomerular. Sel-sel mesangial ekstraglomerular di duga berperan dalam penerusan sinyal di makula densa ke sel-sel yuksta glomerular. Selain itu sel-sel ini menghasilkan hormon eritropoetin, yaitu suatu hormon yang akan merangsang sintesa sel-sel darah merah (eritrosit) di sumsum tulang.

Tubulus Ginjal (Nefron)
A. Tubulus Kontortus Proksimal (Gb-8)
     Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel bulat, bundar, biru dan biasanya terletak agak berjauhan satu sama lain. Sitoplasmanya bewarna asidofili (kemerahan). Permukaan sel yang menghadap ke lumen mempunyai paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak di korteks ginjal.
      Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi isi filtrat glomerulus 80-85 persen dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium. Glukosa, asam amino dan protein seperti bikarbonat, akan diresorpsi.
B.  Ansa Henle (Gb-9)
      Ansa henle terbagi atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars asendens), bagian tipis (segmen tipis) dan bagian tebal naik (pars asendens). Segmen tebal turun mempunyai gambaran mirip dengan tubulus kontortus proksimal, sedangkan segmen tebal naik mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus distal. Segmen tipis ansa henle mempunyai tampilan mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya sekalipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng, sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu lumennya tampak kosong. Ansa henle terletak di medula ginjal. Fungsi ansa henle adalah untuk memekatkan atau mengencerkan urin.
C.  Tubulus kontortus distal (Gb-8)
      Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus kontortus proksimal. Inti sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel berdekatan. Sitoplasma sel bewarna basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang mengahadap lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks ginjal. Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.
D.  Duktus koligen (Gb-9)
      Saluran ini terletak di dalam medula dan mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus distal tetapi dinding sel epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat. Duktus koligen tidak termasuk ke dalam nefron. Di bagian medula yang lebih ke tengah beberapa duktus koligen akan bersatu membentuk duktus yang lebih besar yang bermuara ke apeks papila. Saluran ini  (Gb-10) disebut duktus papilaris (Bellini). Muara ke permukaan papil sangat besar, banyak dan rapat sehingga papil tampak seperti sebuah tapisan (area kribrosa). Fungsi duktus koligen adalah menyalurkan kemih dari nefron ke pelvis ureter dengan sedikit absorpsi air yang dipengaruhi oleh hormon antidiuretik (ADH).
      Di samping bagian korteks dan medula, pada ginjal ada juga bagian korteks yang menjorok masuk ke dalam medula membentuk kolom mengisi celah di antara piramid ginjal yang disebut (Gb-11) sebagai kolumna renalis Bertini.  Sebaliknya ada juga jaringan medula yang menjorok masuk ke dalam daerah korteks membentuk berkas-berkas yang disebut prosessus Ferreini.

Sawar Ginjal (Gb-12 dan 13)
      Sawar ginjal adalah bangunan-bangunan yang memisahkan darah kapiler glomerulus dari filtrat dalam rongga Bowman. Sawar ini terdiri atas endotel kapiler bertingkap glomerulus, lamina basal dan pedikel podosit yang dihubungkan dengan membran celah (slit membran). Sel podosit adalah sel-sel epitel lapisan viseral kapsula Bowman. Sel-sel ini telah mengalami perubahan sehingga berbentuk bintang. Selain badan sel sel-sel ini mempunyai beberapa juluran (prosessus) mayor (primer) yang meluas dari perikarion dengan cara seperti tentakel seekor gurita. Sebuah prosessus primer mempunyai beberapa prosessus sekunder yang kecil atau pedikel. Pedikel podosit yang berdekatan saling berselang-seling dalam susunan yang rumit dengan sistem celah yang disebut celah filtrasi (Slit pores) di antara pedikel. Pedikel-pedikel ini berhubungan dengan suatu membran tipis disebut membran celah (Slit membran). Di bawah membran slit ini terdapat membran basal sel-sel sel endotel kapiler glomerulus.
      Guna sawar ginjal ini adalah untuk menyaring molekul-molekul yang boleh melewati lapisan filtrasi tersebut dan molekul-molekul yang harus dicegah agar tidak keluar dari tubuh. Molekul-molekul yang dikeluarkan dari tubuh adalah molekul-molekul yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh, sisa-sisa metabolisma atau zat-zat yang toksik bagi tubuh. Molekul-molekul ini selanjutnya akan dibuang dalam bentuk urin (air kemih). Proses filtrasi ini tergantung kepada tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus.

Perdarahan Ginjal (Gb-11)
      Masing-masing ginjal mendapat cabang langsung dari arta abdominalis (arteri renalis). Arteri ini bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan di antara piramid ginjal. Pada perbatasan korteks dan medula ginjal arteri interlobaris bercabang menjadi arteri arteri arkuata atau arsiformis yang meninggalkan pembuluh asalnya hampir tegak lurus menelusuri dasar piramid medula dan berjalan sejajar dengan permukaan ginjal. Arteri ini kemudian bercabang-cabang lagi. Cabang-cabang arteri ini berjalan secara radier ke tepian korteks dan dikenal sebagai arteri interlobularis. Dari arteri interlobularis ini terdapat banyak cabang-cabang menjadi arteri intralobularis yang akan berakhir sebagai arteriol glomerular aferen yang mendarahi glomerulus.

Fungsi ginjal yaitu
1.  Membuang bahan sisa terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan kreatinin yang  
     dihasilkan dari metabolisme makanan oleh tubuh, bahan asing dan produk sisa.
2.  Mengatur keseimbangan air dan elektrolit
3.  Mengatur keseimbangan asam dan basa.
4.  Menghasilkan renin yang berperan dalam pengaturan tekanan darah.
Menghasilkan eritropoietin yang mempunyai peran dalam proses pembentukan eritrosit
      di sumsum tulang.
Produksi dan ekskresi urin


Ureter (Gb-14)
      Secara histologik ureter terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan adventisia. Lapisan mukosa terdiri atas epitel transisional yang disokong oleh lamina propria. Epitel transisional ini terdiri atas 4-5 lapis sel. Sel permukaan bervariasi dalam hal bentuk mulai dari kuboid (bila kandung kemih kosong atau tidak teregang) sampai gepeng (bila kandung kemih dalam keadaan penuh/teregang). Sel-sel permukaan ini mempunyai batas konveks (cekung) pada lumen dan dapat berinti dua. Sel-sel permukaan ini dikenal sebagai sel payung. Lamina propria terdiri atas jaringan fibrosa yang relatif padat dengan banyak serat elastin. Lumen pada potongan melintang tampak berbentuk bintang yang disebabkan adanya lipatan mukosa yang memanjang. Lipatan ini terjadi akibat longgarnya lapis luar lamina propria, adanya jaringan elastin dan muskularis. Lipatan ini akan menghilang bila ureter diregangkan.
     Lapisan muskularisnya terdiri atas atas serat otot polos longitudinal disebelah dalam dan sirkular di sebelah luar (berlawan dengan susunan otot polos di saluran cerna). Lapisan adventisia atau serosa terdiri atas lapisan jaringan ikat fibroelsatin.
     Fungsi ureter adalah meneruskan urin yang diproduksi oleh ginjal ke dalam kandung kemih. Bila ada batu disaluran ini akan menggesek lapisan mukosa dan merangsang reseptor saraf sensoris sehingga akan timbul rasa nyeri yang amat sangat dan menyebabkan penderita batu ureter akan berguling-gulung, keadaan ini dikenal sebagai kolik ureter.

Kandung kemih (Gb-15)
      Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan serosa/adventisia. Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal dibandingkan ureter (terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar yang membentuk lamina propria dibawahnya. Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak membentuk aturan tertentu. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat longgar. Tunika adventisianya terdiri atas jaringan fibroelastik.
      Fungsi kandung kemih adalah menampung urin yang akan dikeluarkan kedunia luar melalui uretra.


Uretra
       Panjang uretra pria (Gb-16) antara 15-20 cm dan untuk keperluan deskriptif terbagi atas 3 bagian yaitu:
A. Pars Prostatika, yaitu bagian uretra mulai dari muara uretra pada kandung kemih
     hingga bagian yang menembus kelenjar prostat. Pada bagian ini bermuara 2 saluran
     yaitu duktus ejakulatorius dan saluran keluar kelenjar prostat.
B. Pars membranasea yaitu bagian yang berjalan dari puncak prostat di antara otot rangka
     pelvis menembus membran perineal dan berakhir pada bulbus korpus kavernosus
     uretra.
C. Pars kavernosa atau spongiosa yaitu bagian uretra yang menembus korpus
     kavernosum dan bermuara pada glands penis.
       Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars prostatika, lalu pada bagian lain berubah menjadi epitel berlapis atau bertingkat silindris dan akhirnya epitel gepeng berlapis pada ujung uretra pars kavernosa yang melebar yaitu di fosa navikularis. Terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus. Di bawah epitel terdapat lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibro-elastis longgar.
      Pada wanita uretra jauh lebih pendek karena hanya 4 cm panjangnya. Epitelnya bervarias dari transisional di dekat muara kandung kemih, lalu berlapis silindris atau bertingkat hingga berlapis gepeng di bagian ujungnya. Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot polos tersusun serupa dengan ureter (aw/2001).

Rujukan
1.  Wonodirekso S dan Tambajong J (editor), (1990),Sistem urinaria dalam Buku Ajar
     Histologi Leeson and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta, hal 427-450
2.  Young, B., Heath, J.W., (2000), Urinary Sistem in Wheater’s Functional Histology: A
     text and colour atlas, 4th edition, Churchill Livingstone, Edinburgh, London, pp. 286-
     309.
3.  diFiore, M.S.H., (1981), Atlas of Human Histology, 5th edition, Lea and Febiger,
     Philadelphia, USA, pp. 186-194.
4. Penuntun Praktikum Histologi, Fakultas Kedokteran UI, hal 136-141.
Read More

Friday, February 27, 2015

makalah bahasa inonesia tentang Try Out

0


Kata pengantar

            Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allsh SWT, atas limpahan berkah, rahmat, hidayah dan inayahnya-Nyab kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kecilnya Nilai  TO 1 di SMP Negeri 1 Bayongbong”.
            Selanjutnya makalah ini kami buat berdasarkan data-data yang telah kami kumpulkan sebelumnya kemudian dalam pembuatan makalah ini kami mendapat bantuan dari berbagai pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih banyak atas bantuannya.
            Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi motivasi bagi para siswa dan guru dalam mengahadapi Ujian Nasional nanti.
            Akhir kata kami mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.



                                                                                     Garut, maret 2014



                                                                                                Penulis





DAFTAR ISI

          Kata pengantar...........................................................  i
          Daftar isi.....................................................................  ii

          Bab 1 Pendahuluan
A.    Latar belakang......................................................   1
B.    Tujuan penulisan..................................................   2
C.    Landasan teori......................................................   2
Bab 2 isi
A.    Penyebab kecilnya Nilai TO di SMP Negeri 1 Bayongbong.........................................................    3
B.    Dampak kecilnya Nilai TO di SMP Negeri 1 Bayongbong.........................................................    4
C.    Hasil penelitian....................................................    5
D.    Tips menghadapi UN...........................................    8
Bab 3 penutup
A.    Kesimpulan.........................................................   9
B.    Saran...................................................................   10





 BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
         Ujian nasional (UN) merupakan tes kemampuan siswa yang di selenggarakan oleh semua sekolah, baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Namun, sebelum diadakan Ujian Nasional (UN) ini biasanya diadakan terlebih dahulu TO (Try Out)
          Try Out (TO) ini merupakan latihan menuju Ujian Nasional (UN) yang di maksudkan untuk mengetahui sampai mana kemampuan siswa menguasai pelajaran yang di ujikan pada UN nanti. TO ini merupakan gambaran dari Ujian Nasional nanti.
         Pelaksanaan TO di SMP Negeri 1 Bayongbong di laksanakan pada hari  -  tanggal   -  2014. Dan hasilnya sangat tidak memuaskan, karenas nilai TO tahun ini menurun drastis dari tahun sebelumnya.
        Hal ini di akibatkan oleh kurangnya persiapan belajar dari para siswa, karena masih banyak siswa yang acuh terhadap TO. Hal ini diakibatkan masih banyak siswa kelas 9 yang tetap aktif di dalam ekstrakurikuler sekolah. Banyak siswa yang tetap bermain setelah pulang sekolah, “bermain” facebook/twitter dan hal yang sejenisnya, membantu orang tua, kurangnya ketelitian para siswa dalam mengisi identitas dan menjawab soal-soal, dan berbagai faktor lainnya yang berasal dari dalam diri para siswa maupun yang berasal dari luar.
         Dampak negatif dari nilai TO kecil pun muncul, seperti kurangnya rasa percaya diri    para siswa dalam mengahadapi Ujian Nasional nanti. Adapun dampak positif dari kecilnya nilai TO ini, yaitu keinginan para siswa untuk mendapat nilai yang lebih besar daripada nilai TO yang mereka raih kemarin.

1.2Tujuan Penulisan

Tujuan kami menulis makalah ini adalah
a.      Memenuhi tugas
b.      Memberikan informasi kepada pembaca tentang TO
c.       Agar para siswa lebih rajin dan giat untuk belajar
d.      Agar rasa percaya diri siswa meningkat
e.     Memberikan motivasi kepada para siswa


1.3Landasan Teori

Penulisan makal ini menggunakan
a.      Penelitian
b.      Angket yang di berikan pada beberapa siswa
c.       Dokumentasi sekolah




BAB II
ISI

2.1Penyebab kecilnya Nilai TO di SMP Negeri 1 Bayongbong
Pada hari  -  tanggal  -  2014, telah dilaksanakan TO pertama di SMP Negeri 1 Bayongbong dan sekolah-sekolah lainnya di Jawa Barat. Namun, hasil TO di SMP Negeri 1 Bayongbong kurang memuaskan, karena banyak siswa yang mendapat nilai kurang dari rata-rata kelulusan, kecilnya nilai TO ini di sebabkan oleh berbagai hal, diantaranya kurangnya persiapan belajar para siswa , masih banyak siswa yang beermain setelah pulang sekolah, banyak siswa yang masih aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler sekolah,”bermain” di dunia maya seperti facebook, twitter, instagram dan hal yang sejenisnya.
Faktor lain yang menyebabkan nilai TO para siswa kecil adalah masih adanya siswa yang bersikap tidak acuh terhadap TO dan nilai mereka. Faktor lain yang menjadi penyebab kecilnya nilai TO juga bisa di sebabkan oleh kualitas pensil yang bukan standar komputer, marak di pergunakan oleh sebagian siswa, padahal pensil yang seharusnya  pensil yang digunakan untuk mengisi LJK (Lembar Jawaban Komputer) adalah pensil bermerk 2B. Kecilnya nilai TO di SMP Negeri 1 Bayongbong juga di sebabkan kurangnya ketelitian para siswa dalam menjawab soal-soal, mengisi identitas, menghitamkan jawaban pada LJK, dsb.



2.2 Dampak Kecilnya Nilai TO 1 SMP Negeri 1 Bayongbong
Kecilnya nilai TO 1 di SMP Negeri 1 Bayongbong, telah membawa dampak bagi para siswanya. Baik dampak positif maupun dampak negatif.
Sejak para siswa mengetahui nilai TO mereka, sebagiansiswa semakin terpacu untuk meningkatkan nilai mereka pada Ujian Nasional yang akan datang. Banyak siswa yang sekarang lebih rajin dan mengutamakan belajar dibandingkan dengan melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat. Selain itu, banyak siswa yang sering melakukan belajar secara berkelompok. Belajar kelompok dinilai lebih efektif dibanding belajar sendiri di rumah. Di samping itu, juga banyak siswa yang setelah melihat nilai TO yang kurang memuaskan. Mereka menjadi pesimis dan kurang percaya diri dalam menghadapi Ujian Nasional yang akan datang.
                                                                                              





2.3 Hasil penelitian
a.      Dokumentasi Sekolah
       Nilai rata-rata TO (Try Out) 1 di SMP Negeri 1 Bayongbong tahun pelajaran 2013-2014, di sajikan dalam bentuk grafik di bawah ini.
Bahasa Indonesia
  
  
Bahasa inggris
                                                    Matematika
                                     
IPA
                       
b.      Angket
      Angket yang telah kami bagikan kepada beberapa siswa kelas 9 SMP Negeri 1 Bayongbong membuktikan bahwa siswa belum puas dengan hasil TO yang mereka dapat, dan mereka mengharapkan sekolah mengadakan TO 2, untuk meningkatkan kemampuan  para siswa dalam menghadapi
Ujian Nasional

Nama :                             Kelas :
1.Bagaimana pendapat kalian tentang TO?                         
   Jawab:
2.Apakah kalian puas dengan hasil TO kemarin?
     a.Puas                                  b.Belum puas
   Alasan&penyebab :
3.Apa harapan kalian jika TO kedua dilaksanakan?



2.4 Tips menghadapi UN
Berikut ini beberapa tips yang dapat di lakukan agar para siswa dapat mempersiapkan diri dalam mengahadapi UN (Ujian Nasional)
1.      Beberapa bulan sebelum UN
a.      Persiapkan diri secra fisik dan mental
b.      Atur dan tingkatkan metode belajar dari biasanya
c.       Melatih diri menjawab soal-soal ujian dan ujilah kemampuan dengan mencocokan jawaban dengan jawaban yang benar
2.      Beberapa hari sebelum ujian
a.      Persiapkan segala sesuatu yang di butuhkan dalam proses Ujian termasuk alat-alat tulis, kartu ujian, pakaian seragam, dan lain sebagainya.
b.      Cari tahu pasti kapan dan di mana ujian dilaksanakan
c.       Istirahatvyang cukup setiap malam agar stamina tetap fit pada hari ujian.
3.      Pada saat Ujian
a.      Datanglah lebih awal ke tempat ujian.
b.      Tenang dan jangan tegang.
c.       Bacalah terlebih dahulu instruksi atau perintah ujian dan tanyakan kepada pengawas jika ada yang kurang jelas.
d.      Dahulukan mengisi soal-soal yang dianggap mudah
e.      Isilah lembar jawaban dengan hati-hati
f.        Jika masih ada waktu setelah selesai mengisi soal, periksalah kembali jawaban untuk mengoreksi jika masih ada yang salah.
4.      Setelah ujian
a.      Tutup dengan do’a
b.      Jika berhasil lulus ujian, selamat !
c.       Jika tidak sessuai harapan, ingat bahwa ini bukanlah akhir dari hidup, jika ada kesempatan mengulangi, tingkatkan usaha dan kemampuan kita
(sumber: tips ujian menarik)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:
A.     Banyak siswa yang kurang puas dengan nilai TO yang mereka dapat
B.      Banyak siswa yang masih acuh terhadap TO dengan ditandai masi banyaknya siswa yang bermain di luar jam sekolah, sehingga pada saat siswa menghadapi soal-soal TO mereka kurang siap dan menjawabnya dengan asal-asalan
C.      Banyak siswa yang kurang teliti dalam mengisi Lembar Jawaban Komputer (LJK) seperti, banyak siswa yang masih menggunakan pensil yang tidak lulus uji komputer sehingga dalam menghitamkan LJKnya kurang hitam, dan sebagainya
D.     Nilai TO juga berdampak pada mental siswa, baik yang bersifat  positif maupun yang negatif. Contoh dampak positif adalah banyaknya siswa yang tertantang dalam menghadapi Ujian Nasional yang akan datang. Sedangkan contoh negatif yang ditimbulkan adalah banyak siswa yang menjadi pesimis dan kurang percaya diridalam menghadapi Ujian Nasional yang akan datang
E.      Penyebab kecilnya nilai TO di SMP Negeri 1 Bayongbong disebabkan oleh beberapa pernyataan yang telah disebutkan diatas
F.      Nilai rata-rata bahasa indonesia tertinggi diraih oleh 9A dengan nilai 5,7, dan terendah oleh kelas 9i dengan nilai 4. Nilai bahasa inggris tertinggi di raih oleh kelas 9A dengan nilai 6,4 dan terendah oleh kelas 9B, 9C, dan 9I dengan nilai 3,4. Nilai rata-rata matematika tertinggi di raih oleh kelas 9A dengan nilai 6,6 dan terendah oleh kelas  9B dengan nilai 2,5. Nilai rata-rata Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tertinggi diraih oleh kelas 9A dengan nilai 5,5 dan nilai terendah diraih oleh kelas 9C  dengan nilai 3,3.
G.     Nilai rata-rata tertinggi selalu diraih oleh kelas 9A
3.2  Saran
        Dari beberapa kesimpulan tersebut, kami dapat memberikan beberapa saran, diantaranya
A.     Sebaiknya siswa meningkatkan cara belajar mereka, tidak hanya belajar di sekolah, tetapi menambah jam belajarnya dirumah.
B.      Sebaiknya sekolah memberikan pensil kepada siswa, agar pensil yang di gunakan pasti lulus uji komputer.
C.      Sebaiknya siswa lebih teliti dalam mengisi Lembar Jawaban Komputer (LJK), maupun dalam mengisi soal-soal.
D.     Sebaiknya sekolah mengadakan TO 2, untuk memantapkan kemampuan para siswa dalam mengisi soal-soal pada ujian nasional yang akan datang.
















Read More